ASUHAN NEONATUS DENGAN JEJAS PERSALINAN



ASUHAN NEONATUS DENGAN JEJAS PERSALINAN
11.      CAPUT SUKSEDANEUM
A.    Defenisi
Kaput suksedaneum adalah benjolan atau pembengkakan karena adanya timbunan getah bening di kepala dibawah lapisan apinerose diluar periostium (pada presentasi kepala) yang terjadi pada bayi baru lahir.
B.     Etiologi
Kaput suksedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala pada saat memasuki jalan lahir, sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang disertai dengan pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstravaskuler. Keadaan ini bisa terjadi pada partus lama atau persalinan dengan vacuum ekstraksi.
C.    Gejala :
a.       Udema di kepala
b.      Terasa lembut dan lunak pada perabaan
c.       Benjolan berisi serum dan kadang bercampur dengan darah
d.      Udema melampaui tulang tengkorak
e.       Batas yang tidak jelas
f.       Permukaan kulit pada benjolan berwarna ungu atau kemerahan
g.      Benjolan akan menghilang sekitar 2-3 hari pengobatan
D.    Penatalaksanaan:
1.      Perawatan bayi sama dengan perawatan bayi normal
2.      Pengawasan keadaan umum
3.      Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang cukup
4.      Pemberian ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan teknik menyusui yang benar.
5.      Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya infeksi pada benjolan
6.      Berikan konseling kepada orang tua tentang:
a.       Keadaan trauma yang dialami oleh bayi
b.      Jelaskan bahwa benjolan akan mengilang dengan sendirinya setelah 2 sampai 3 minggu tanpa pengobatan
c.       Perawatan bayi sehari-hari
d.      Manfaat dan teknik pemberian ASI
E.     KOMPLIKASI CAPUT SUCCEDANEUM
1.    Infeksi
Infeksi pada caput succedaneum bisa terjadi karena kulit kepala terluka. (kosim, 2003)
2.    Ikterus
Pada bayi yang terkena caput succedanieum dapat menyebabkan ikterus karena inkompatibilitas faktor Rh atau golongan darah A, B, O antara ibu dan bayi. (Kosim, 2003)
3.    Anemia
Anemia bisa terjadi pada bayi yang terkena caput succedanieum karena pada benjolan terjadi perdarahan yang hebat atau perdarahan yang banyak.
2.      CEPHAL  HEMATOM
A.    Defenisi
Adalah pembengkakan pada daerah kepala yang disebabkan karena adanya penumpukan darah akibat perdarahan pada subperiostinum.
B.     Etiologi
 Dapat disebabkan oleh beberapa kondisi seperti adanya tekanan jalan lahir yang terlalu lama, molase yang terlalu kuat, dan partus degan tindakan.
C.    Tanda dan gejala
Tanda dan gejala yang muncul pada bayi dengan sefal heatoma adalah sebagai berikut:
1.      Kepala tampak bengkak dan berwarna merah
2.      Tampak benjolan dengan batas yang tegas dan tidak melampaui tulang tengkorak
3.      Pada perabaan terasa mula-mula keras kemudian menjadi lunak
4.      Benjolan tampak jelas ± 6 sampai 8 jamsetelah lahir
5.      Benjolan membesar pada hari kedua dan ketiga
6.      Benjolan akan menghilang dalam beberapa minggu
D.    Penatalaksanaan
1.      Perawatan yang dilakukan hampir sama dengan kaput suksedaneum
2.      Jika ada luka di jaga agar tetap bersih dan kering
3.      Lakukan pemberian vitamin K
4.      Apabila terjadi fraktur tulang tengkorak, harus dilakukan pemeriksaan lain seperti foto torak
5.      Lakukan pemeriksaan radilogik apabila dicurigai terdapat gangguan susunan saraf pusat, seperti nampak benjolan yang sangat luas.  
E.     Komplikasi Cephalhematoma antara lain:
1.  Ikterus
2.  Anemia
3.  Infeksi
4.  Kalasifikasi mungkin bertahan selama > 1 tahun Gejala lanjut yang mungkin terjadi yaitu anemia dan hiperbilirubinemia. Kadang-kadang disertai dengan fraktur tulang tengkorak di bawahnya atau perdarahan intra kranial.
Tabel Perbedaan Caput Succedaneum dan Cephal Hematoma
PERBEDAAN
CAPUT SUKSEDANEUM
SEFAL HEMATOMA
TERJADI KARENA
Odema
Perdarahan
ISINYA
Cairan getah bening
Darah
BATAS PINGGIR
Melampaui  batas tulang  tengkorak
Tidak melampaui batas tulang tengkorak
PERABAAN
Lembut
Teraba keras
HILANGNYA
Hilang  dalam beberapa jam (2 – 3 hari)
Membutuhkan waktu lebih lama, hilang dalam beberapa  minggu sampai beberapa bulan
3.      BRAKIAL PALSI
Brakial palsi adalah kelumpuhan pada pleksus brakialis
A.    Etiologi :
Brakial palsi disebabkan oleh beberapa hal berikut:
1.      Tarikan lateral pada kepala dan leher pada saat melahirkan bahu.
2.      Lengan ekstensi melewati kepala pada presentasi bokong atau terjadi tarikan yang berlebihan pada bahu
B.     Terbagi atas :
             Kelainan ini dibagi atas :
-       paralisis Duchenne – Erb, yaitu kelumpuhan bagian-bagian tubuh yang disarafi oleh cabang-cabang C5 dan C6 dari plexus brachialis. Pada keadaan ini ditemukan kelemahan untuk fleksi, abduksi, serta memutar ke luar disertai hilangnya refleks biseps dan Moro.
-       Paralisis Klumpke, yaitu kelumpuhan bagian-bagian tubuh yang disarafi oleh cabang C8-Th 1 dari plexus brachialis. Disini terdapat kelemahan oto-otot fleksor pergelangan, sehingga bayi kehilangan refleks mengepal.
     
C.    Tanda gejala :
1.      Gangguan motorik pada lengan atas bahkan tidak ada gerakan
2.      Lengan atas pada kedudukan ekstensi bahu dan abduksi
3.      Hilangnya reflek moro dan biseps
D.    Penatalaksanaan
1.      Immobilisasi parsial dan penempatan lengan yang sesuai untuk mencegah terjadinya kontraktur
2.      Memberi penguat atau bidai ± 1-2 minggu
3.      Rujuk.
4.      FRAKTUR KLAVIKULA
A.    Defenisi
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh tekanan yang berlebihan. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung. Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan. Trauma tidak langsung, apabila trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur, misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada klavikula, pada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh.
Fraktur klavikula adalah patah tulalng klavikula pada saat proses  persalinan, biasanya karena terjadi kesulitan dalam melahirkan bahu pada kelahiran dengan presentasi kepala dan melahirkan lengan pada presentasi bokong.
B.     Fajtor predisposisi fraktur klavikula adalah :
a.       Bayi yang berukuran besar
b.      Distosia bahu
c.      : Partus dengan letak sungsang
d.      Persalinan traumatic
C.    Tanda dan gejala
1.      Bayi tidak dapat menggerakkan lengan secara bebas pada sisi yang mengalami gangguan
2.      Bayi menjadi rewel karena sakit
3.      Hilangnya reflek moro
4.      Adanya krepitasi dan perubahan warna kulit di daerah yang sakit
D.    Penatalaksanaan
1.      Batasi pergerakan bayi
2.      Immobilisasi lengan dan bahu pada sisi yang sakit
3.      Rawat bayi dengan hati-hati
4.      Berikan nutrisi yang adekuat (Pemberian ASI yang adekuat dengan cara mengajarkan kepada ibu cara peberian ASI dengan posisi tidur, dll)
5.      Rujuk